Sam’S Studios Berikan Tempat Untuk Para Sineas Dan Pecinta Film Indonesia

SAM'S STUDIOS

 

KARINA MAHADI, HEAD OF PROGAMMING AND ACQUSITION SAM’S STUDIOS

 

PERFIKI.COM-JAKARTA:  Film Indonesia di era tahun tujuh puluhan hingga delapan puluhan sempat menjadi raja dan menguasai setiap layar bioskop di seluruh daerah. Memasuki era Sembilan puluhan secara perlahan film Indonesia terpuruk alias mati suri dan layar bisokop di dominasi film-film asing amerika dan hongkong. Dampak dari hal tersebut membuat para pekerka film dan produser banyak yang kehilangan pekerjaan dan bangkrut.

Film Indonesia kembali bergeliat setelah era reformasi tepatnya di awal tahun dua ribuan dengan tema percintaan dan horror seperti Ada Apa Dengan Cinta dan Tusuk Jelangkung. Kedua film tersebut cukup sukses. Melihat kesuksesan tersebut akhirnya para produser kembali membuat produksi film.

Film-film Indonesia perlahan mulai menghiasi layar-layar bioskop di Indonesia dan semua tayang di bioskop XXI sebagai pemain tunggal karena bioskop lainnya sudah tidak ada lagi sejak awal keruntuhan film Indonesia di era Sembilan puluhan.

Masyarakat pada umumnya masih menyukai film-film Indonesia dan itu terlihat hingga saat ini di mana film asing yang tayang jumlah persentasenya sekitar tiga puluh persen. Film-film yang disuguhkan dengan berbagai cerita dan genre seperti horor, komedi, religi, action.

Akan tetapi keberadaan bioskop kebanyakan berada di perkotaan. Masyarakat khususnya yang berada di daerah cukup sulit untuk menonton karena jarak tempat tinggal dan bioskop memakan waktu untuk sampai di sana.

Melihat hal tersebut muncullah sebuah gagasan dari Sonu Samtani dan keluarga untuk membuat bioskop di daerah. Sonu Samtani dan keluarga bukanlah nama yang asing di dunia perfilman Indonesia. Rapi film dan Mega Kreasi film adalah perusahaan yang produktif membuat film layar lebar dan sinetron hingga kini.

“kenapa Sam’S studios membuka bioskop di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh bioskop-bioskop lain? Karena Sam’S studios ingin mengambil market para penonton yang aksesnya cukup jauh untuk ke bioskop lain maka itulah Sam’s studios berdiri” ucap  Karina Mahadi selaku Head of Programing and Acquisition menjelaskan kepada Perfiki.com saat berkunjung ke kantor Sam’S Studio di kawasan lebak bulus Jakarta.

Sam’S studios berdiri belum ada satu tahun dan saat ini berjumlah tujuh belas bioskop yang berada di berbagai daerah di pulau jawa dengan harga tiket tiga puluh ribu.  “Untuk harga tiket kita mengikuti standar yang di tetapkan oleh pemerintah dan itu harga terendah” Jelas Karina Mahadi ketika di tanyakan apakah harga tersebut tidak jauh berbeda dengan  harga tiket terendah bioskop lain.

Berdirinya Sam’S studios yang hanya menayangkan film-film Indonesia sebagai wadah baru bagi sineas dan produser yang hasil produksinya belum bisa tayang di bioskop lain karena jadwal tunggunya yang cukup lama dan juga untuk memberi ruang bagi film-film independen. Selain itu Sam’S studios ingin masyarakat mengapresiasi film-film Indonesia.

“Untuk kamis sampai minggu jumlah penontonnya cukup bagus dan mereka yang menonton tidak selalu karena film yang viral di sosial media. Mereka menonton karena memang ingin menikmati film Indonesia dan di weekday menariknya adalah penontonnya mayoritas adalah ibu-ibu usia tiga puluh empat puluhan”  ujar Karina Mahadi sekaligus menutup perbincangan.

Semoga dengan hadirnya Sam’S studios membuat film Indonesia makin di cintai dan terus menjadi tuan rumah di negeri sendiri serta menjadi wadah bagi para sineas untuk tetap kreatif dan bagi produser sebagai bisnis yang berkelanjutan. -redaksi/Aws

Related posts
Tutup
Tutup