FILM SISINGAMANGARAJA XXI SEGERA DI PRODUKSI

Diskusi Publik - Sisingamangaraja XII The Sun of Lion King of Indonesia

PERFIKI.COM – JAKARTA: Adventure Documentary Festival Academy (ADFA), menggelar Ngabuburit Ramadhan 1446 H dan Diskusi PublikSisingamangaraja XII The Sun of Lion King of Indonesia, bertempat di Phala-wan Café, Jl. TMP Kalibata No. 6 Ruang Joglo Jakarta Selatan, Kamis, 6 Maret 2025, pukul 16.15 – 18.15 wib.

ADFA berencana akan segera memproduksi film layar lebar Sisingamanggaraja XII. ADFA adalah lembaga independen yang memproduksi film-film dokumenter, salah satunya adalah film dokumenter drama (dokudrama) Sisingamangaraja XII. ADFA sebelumnya juga pernah mengeksplor Mataram Islam, Petualangan Masjid Bersejarah Nusantara ditayangkan di Rajawali TV dan On Top TV Genflix berjumlah 26 seri, serta Mataram Kuno (era Hindu Budha).

Peradaban era Sisingamangaraja XII sangat kental dengan adat istiadat dan agama Parmalim. Sisingamangaraja XII tak hanya pahlawan nasional yang memperjuangkan tanah Batak dari penjajah Belanda, namun juga Imam Suci sekaligus raja dari negeri Bakara. Pengorbanan Sisingamangaraja XII yang gugur dalam pengungsian bersama rakyat Batak, panglima, putra-putranya dan juga putri kesayangannya Lopian, sangat penting digali dan didata secara serius untuk menguatkan karakter jati diri bangsa melalui penyebaran informasi edukasi media teknologi, baik berupa film maupun literasi digital. Sehingga diharapkan masyarakat Batak di seluruh tanah air dan juga masyarakat Indonesia dapat mengenali sosok kepahlawanan Sisingamangaraja XII sesungguhnya, sekaligus memahami budaya Batak sebagai bagian kekayaan kearifan lokal bangsa Indonesia yang patut dijaga bersama.

Astryd Diana Savitri dan Jimmy Siahaan (cicit Sisingamangaraja XII)

 

Diskusi publik dengan tema “Spirit Perjuangan Sisingamangaraja XII Dalam Pembebasan Nasional, Kita Rajut Persatuan & Kesatuan  Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, menghadirkan para pembicara dan nara sumber yang kompeten. Fadli Zon – Menteri Kebudayaan – berhalangan hadir, namun memberikan video sambutannya. Dalam sambutannya Fadli Zon menyampaikan bahwa diskusi ini sangat menarik karena membicarakan sejarah perjuangan tokoh bangsa dengan tujuan membangun spirit persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia emas 2045. Apalagi diskusi ini juga merupakan langkah awal dari Adventure Documentary Festival Academy yang berencana akan menggarap film layar lebar tentang perjuangan tokoh nasional, Sisingamangaraja XII.

Ide yang menarik sekali, karena film merupakan media yang sangat kuat untuk membentuk ingatan kolektif dan identitas nasional kita terutama bagi generasi muda. Kita sama-sama tahu film adalah jendela sejarah yang memungkinkan kita bisa melihat, memahami, dan merasakan kembali perjalanan sebuah bangsa. Banyak sejarah perjuangan tokoh bangsa yang masih kurang dikenal luas terutama dari berbagai daerah Indonesia dan sejarah tersebut memungkinkan dibuat digarap film secara menarik, karena di dalam film kita bisa melihat berbagai macam ekspresi seni budaya yang ada di dalamnya ada seni akting, musik, tarian dan juga tentu saja sejarah dan kisah kisah ceritanya sendiri merupakan bagian dari banyak sekali unsur-unsur seni di dalam film itu yang terwakili, dan saya kira film-film history yang bisa mengangkat kisah heroik perjuangan seperti Sisingamangaraja XII dari Sumatera Utara atau Sultan Hasanuddin dari Sulawesi, Pattimura dari Maluku, Pangeran Antasari dari Kalimantan, ini akan bisa menjadi satu upaya untuk inseminasi sejarah kita yang bisa dikenal dengan mudah diserap dengan mudah oleh generasi muda”, tegas Fadli Zon.

Sementara itu, Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi & Digital), mengatakan mengenai pentingnya menghargai perjuangan para pahlawan kita. “Kita ini termasuk generasi ke 4. Banyak anak-anak yang tidak mengenal pahlawan nasional kita. Untuk membuat film tentang pahlawan dan mengenalkan kepada generasi masa kini, adalah satu tantangan tersendiri, karena dunia mereka sudah berbeda”.

Eros Djarot, Budayawan dan Tokoh Film Senior yang tidak bisa hadir, melalui rekaman video yang dikirimkan kepada Panitia, meminta agar membicarakan masalah film Sisingamangaraja XII ini dari kedudukannya, karena Sisingamangaraja adalah tokoh yang dimuliakan oleh seluruh masyarakat Batak atau Tapanuli, karena setiap komunitas ada rajanya nilai-nilainya. “Sisingamangaraja menurunkan nilai kejuangan atau perjuangan yang luar biasa yang tentunya nilai-nilai yang disimpan oleh Sisingamangaraja untuk dihayati dipahami dan diteladani oleh seluruh masyarakat. Mudah-mudahan dengan sikap seperti itu, proses produksi film  Sisingamangaraja XII ini akan tepat sasaran dan tepat tujuan”.

Menurut Ketua Panitia Diskusi, Astryd Diana Savitri, ADFA merupakan organisasi non profit yang mengedepankan akademi jelajah budaya, dengan melakukan ekspedisi menuju lokasi sejarah peninggalan Sisingamangaraja XII, mulai dari Istana Bakara dan kawasan sekitar Bakara, makam Sisingamangaraja XII di Soposurung Balige dan di Si Onom Hudon, markas besar Sisingamangaraja XII di Pearaja, dan sebagainya. Brigjend TNI (Purn) Tarida H. Sinambela sebagai pimpinan ekspedisi, bersama ADFA yang diketuai Astryd Diana Savitri beserta tim produksi yang dibimbing Profesor Nicolaus Lumanauw (Pembina ADFA), melakukan survey yang melibatkan pakar sejarah diantaranya Haposan Bakara, sejarawan independen yang sudah meriset sejarah Sisingamangaraja XII sejak tahun 2006. Ketika itu, Tim ADFA juga mewawancarai dan menjumpai tokoh adat, pakar sejarah, dan keturunan Sisingamangaraja XII secara khusus di Bakara dan Medan Sumatera Utara, sekaligus memohon ijin pembuatan film Sisingamangaraja XII.-redaksi/tos

Related posts
Tutup
Tutup